Sedang Promil Pelihara Kucing? Why Not???
Yang mengaku pecinta kucing alias
Cat Lover (CL) dan sedang promil, yuk mareeeee,, saya mau share pengalaman saya
bersama anabul (anak bulu).
Pernah mendengar kalimat “jangan
pelihara kucing nanti susah hamil”, “belum punya anak kok pelihara kucing”,
“kucing itu bisa menularkan bakteri tokxo yang bikin susah hamil” atau kalimat
apalah yang intinya jika kita memelihara kucing nanti akan susah memiliki
keturunan. Jadi galau ya, suka kucing tapi sedang promil. Atau yang lebih parah
lagi, yang sudah pelihara kucing kemudian kucingnya di lepas adop karena sedang
promil. Kasian si anabulnya kaannn.
Saya pribadi menganggap itu semua
omong kosong. Kalimat itu pasti keluar dari mulut orang-orang yang tidak
menyukai kucing. Dan itu PASTI. Orang-orang yang menyukai kucing, dia akan
mencari tahu kebenaran dari mitos mitos murahan itu. Memang benar kucing dapat
menularkan bakteri toksoplasma, tapi bukan kucing yang menjadi sumbernya.
Kucing hanya secara tidak sengaja tertular bakteri tersebut saat dia memakan
daging mentah yang mengandung bakteri toksoplasma. Biasanya tikus dan burung.
Jika si empunya kucing memberi
makanan yang sehat, bersih, dan benar-benar matang (jika itu daging), bisa
dipastikan kucing itu bebas bakteri tokso. Namun jika kucing dibiarkan liar
mencari makan sendiri, sangat mungkin dia tertular. Perlu diketahui bahwa
bakteri tokso bisa juga berada pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Karena
itu sangat dianjurkan untuk memasak daging sampai benar-benar matang, begitu
juga dengan sayuran agar dicuci sampai benar-benar bersih sebelum dimasak.
Sangat miris. Betapa kucing
selalu dikambinghitamkan untuk menutupi keteledoran manusia menjaga kebersihan
dirinya sendiri.
Keputusan Penting Mengadopsi Anabul
Tanpa mempedulikan perkataan
orang-orang yang tidak menyukai kucing, saya dan suami memutuskan untuk
mengadopsi Moza, di bulan ke-16 pernikahan kami. Kala itu tanggal 17 Agustus
2017 kami membawanya dari daerah Ngalian. Saya dan suami memang menyukai kucing,
dan Moza kami adopsi untuk menemani saya di rumah ketika suami sedang bekerja.
Selain itu, Moza menjadi penghibur hati kami dengan tingkah lucu khas kucing.
Kami menyayanginya dan menganggapnya sebagai anak bulu (anabul) kami. Kami juga
membahasakan diri kami sebagai mommy poppynya. Kami percaya Moza membawa
rejekinya sendiri, serta membawa keberkahan untuk kami. Nyatanya, kami tidak
pernah kekurangan untuk memenuhi kebutuhan Moza, kucing ras yang notabene lebih
riwil perawatannya. Alhmdulillah, rejeki selalu ada.
Kami juga mengadopsi Gini, si
pesek cantik yang dihibahkan oleh pemilik sebelumnya kepada kami. Kami tetap
yakin Moza dan Gini membawa rejekinya sendiri-sendiri. Jadi kami tidak pernah
risau memikirkan biaya perawatan mereka. Sama seperti Moza, kami menyayangi Gini
sebagai anak kami.
Akhir September tahun ini, suami
bertemu kitten (anak kucing) yang baru belajar berjalan, sendirian di belakang
rumah. Dia nangis-nangis memanggil induknya, tapi setelah ditunggu agak lama si
induk tidak muncul juga, yang akhirnya anak kucing tersebut kami adopsi dan
kami beri nama Momo karena motif badannya yang putih berbelang hitam. Kami
merawatnya ikhlas seperti merawat Gini dan Moza. Saat memutuskan merawat Momo,
yang saya pikirkan adalah, saya dan suami sedang berusaha untuk memiliki bayi,
dan ada bayi yang datang pada kami, kami tidak mungkin menolaknya, meski itu
bayi kucing. Saya bahagia sekali ketika menulis cerita ini, sambil dirusuhi
Momo yang hobi banget rebahan di laptop mommynya yang sedang dipakai ketik-ketik
atau sekedar nonton drama korea favorit. Xixixiiii…
Saya pernah membaca satu kiriman
di group pecinta kucing bahwa kucing bisa menyebabkan susah memiliki keturunan
tapi bukan karena bakteri toksonya, melainkan dia berdoa pada Tuhan agar
tuannya tidak segera memiliki keturunan karena dia takut tuannya tidak lagi
menyayanginya ketika sudah memiliki keturunan. Kemudian dalam kiriman tersebut
dianjurkan bagi owner kucing yang belum meiliki keturunan untuk membisiki
kucing-kucingnya meminta agar didoakan supaya mommy-poppynya segera punya
keturunan, sambil berjanji jika sudah punya keturunan, rasa sayang ke kucingnya
tidak akan berubah. Percaya atau tidak saya melakukan hal itu. Hihihiiiiii….
Jadi begini ceritanya, bulan
lalu, November 2017, ketika saya dan suami memasuki masa ikhtiar kami, selesai
sholat, kebetulan kucing-kucing saya sedang nungguin saya di kamar, saya bisiki
mereka satu per satu, agar mommy-poppynya ini mereka doakan supaya segera
memiliki keturunan. Saya juga berjanji pada mereka bahwa sayang kami pada
mereka tidak akan berubah meski sudah ada bayi dalam rumah kami. Entah
bagaimanapun hasilnya nanti, saya yakin anak-anak bulu kami membawa keberkahan
untuk kami. Kami sangat bersyukur memiliki mereka.