Senin, 01 Januari 2018

Promil 20 bulan Menuju Kado Akhir Tahun 2017

Saya dan suami menikah pada bulan April 2016. Kami sama sekali tidak menunda untuk memiliki momongan. Disamping teman seusia kami sudah banyak yang lebih dulu menikah dan memiliki momongan, dalam keluarga besar saya hanya Bapak dan Ibu saya yang belum memiliki cucu. Kami ingin membahagiakan mereka dengan kehadiran cucu yang lucu. 

Tetangga sebelah rumah saya yang juga teman sepermainan saya menikah bulan berikutnya, yaitu bulan Mei. Bulan Juni teman saya itu sudah positif hamil. Campur aduk perasaan saya kala itu. Saya senang dan berharap saya segera menyusulnya untuk mendapat dua strip, dan saya juga sedih. Sedih bukan karena merasa didului atau bagaimana. Saya sedih karena orang-orang tega dengan mulut siletnya membandingkan saya dengan teman saya itu. Mereka tidak tahu betapa itu menyakiti hati orang lain.

Sejak itu saya mulai menarik diri. Saya tidak ingin ikut kumpul-kumpul dengan teman-teman saya lagi, terlebih karena mereka membicarakan kehamilan teman saya atau perkembangan anak-anak mereka. Waktu itu saya seperti tidak memiliki teman. Beruntungnya posisi saya saat itu masih bekerja. Jadi saya tidak pusing mencari tempat pelarian menghindari teman-teman saya.

Barulah akhir bulan Oktober 2016 kami memutuskan untuk konsultasi dengan dokter obsgyn. Banyak treatment yang kami jalani, mulai dari obat keputihan biasa (karena saya ada keputihan dan ada sedikit infeksi di mulut rahim akibat keputihan berkepanjangan), tiga kali siklus obat penyubur, dua kali sperma analisa (hasilnya asthenozoospermia) plus konsul dokter androlog, HSG (alhamdulillah paten tapi agak sempit), dua kali menjalani Hidrotubasi / tiup (karena saluran tuba saya agak sempit). Belum lagi saat minum obat penyubur, saya harus selalu cek ukuran sel telur di hari ke-12 siklus mens. Juga obat-obat yang kami minum, yang menurut kami itu tidak murah. Semua treatment-treatment itu kami rasakan menguras anggaran dan waktu kami. Pada akhirnya kami memutuskan untuk stop konsul dokter. Kami percaya apa yang menjadi masalah kami secara medis sudah ditangani dan kami akan menunggu ikhtiar-ikhtiar yang sudah kami lakukan diijabah Allah SWT. Tidak hanya menunggu, kami juga berikhtiar dengan cara-cara sendiri.

Ini dia cara yang sudah pernah kami coba

-Jus Tiga Diva
Cara yang ini kami lakukan sebelum kami promil dengan dokter. Ini juga sangat terkenal dikalangan peserta promil. Jus yang dibuat dengan bahan wortel, apel hijau, dan tomat. Sebenarnya ketiga bahan tersebut memang bagus untuk meningkatkan kesuburan. Tapi kami tidak berjodoh dengannya.

-Asam Folat dan Vitamin E
Sejak dua bulan sebelum menikah saya rutinkan minum folavit (suplemen asam folat) setiap hari. Karena dari yang saya baca, wanita yang mempersiapkan kehamilan dianjurkan mengkonsmsi asam folat untuk persiapan kebutuhan janin yang nanti dikandung. Karena saya tidak berencana menunda kehamilan, dan memang harapannya sebulan menikah langsung isi, heheheee… jadi saya minum deh tuh folavit tiap hari, lanjut terus selama promil. Suami juga pernah ikut minum asam folat. Kami tambah Ever-E untuk asupan vit-E. Katanya kombinasi asam folat dan vit-E bagus untuk promil. Belum ketemu jodoh dengan cara ini. Coba lagi yang lain.

-Deteksi masa subur
Kami tidak mau main itung-itungan sendiri lagi, jadi sekitaran bulan Juli-September kami menggunakan OneMed Baby test untuk mendeteksi masa subur.  Kenapa OneMed Baby Test? Karena isinya 5 strip dan jatuhnya harganya lebih murah. Perlu diingat bahwa mendeteksi masa subur diperlukan waktu beberapa hari sampai didapat hari paling subur. Jika kita pakai yang satu strip Rp.20.000, bisa dihitung sendiri yaa…
Saat itu sangat susah mencari OneMed Baby Test. Entah berapa apotek yang kami tanyai. Bahkan di apotek besar yang letaknya di Mall tengah kota saja tidak ada lho OneMed Baby Test. Akhirnya kami menemukan satu di salah satu apotek tua di Tlogosari, dan itu juga Cuma ada satu box isi lima strip. Kami bersyukur sekali dan berharap promil kami segera berhasil. Singkat cerita, bulan itu belum berhasil dan saya masih mens. Alhasil kami cari-cari di google yang menyediakan OneMed Baby Test, ketemulah apotek Marinno di depan RS. Tlogorejo Semarang. Ada banyak OneMed Baby Test disana. Girang banget waktu suami pulang kerja bawain dua box OneMed Baby Test. Tapi masih belum berhasil juga. Akhirnya kami coba cara lain. FYI, sebelumnya kami juga sudah mencoba menggunakan Ovutest Scope untuk mendeteksi masa subur dengan menggunakan air liur, tapi kami rasa itu tidak efektif.

-Air kelapa muda (degan) wulung
Dari baca-baca di google air degan wulung bisa untuk promil. Untuk wanita bermanfaat membersihkan rahim, dan untuk pria bisa meningkatkan stamina. Entah sudah berapa buah degan yang saya dan suami minum airnya selama dua bulan. Setiap minum masing-masing satu buah ya, tapi masih belum berhasil juga.

-Telur ayam kampung bakar
Ada teman yang menyarankan untuk minum telur ayam kampong bakar yang dicampur air. Kami juga melakukannya selama dua bulan dan masih nihil.

-Pijat Mbah Tohari, Belakang Polsek Genuk Semarang
Suatu hari ibu saya cerita tentang Bapak yang sedang pijat di klinik pijatnya Mbah Tohari dan bertemu dengan seorang ibu yang sudah sepuluh tahun menikah tapi tak kunjung memiliki keturunan. Ibu itu akhirnya berobat kesitu dan dikaruniai anak kembar. Saat bapak saya bertemu ibu itu, ibu itu tengah mengandung anak ke-3. Saya dan suami berniat kesana jika nanti saya masih mens.

Akhirnya saya pun mens, dan kami memutuskan sowan ke Mbah Tohari di hari ke-10 siklus, tepatnya tanggal 11 November 2017. Setelah mengantri dua psien, kami pun masuk ke ruangan pijat beliau dan mengutarakan niat kami. Beliau langsung bilang bahwa itu karena saya sering keputihan dan ada infeksi makanya sperma yang masuk selalu dimuntahkan lagi, jadi pembuahan tidak bisa terjadi. Saya pikir memang betul, setiap saya dan suami selesai “ritual”, sperma yang tumpah memang cukup banyak. Kami manut saja dengan  apa yang beliau katakan. Yang saya suka disini, prinsip beliau sama dengan saya yaitu “perut tidak boleh dipijat”. Akhirnya saya dipijat, suami pun dipijat. Ada satu titik di lengan kiri saya (tepat dimana jarum susuk dimasukkan saat wanita KB susuk) yang terhubung dengan rahim, dan titik itu dicubit kecil sebanyak tiga kali. Rasanya seperti kena setrum ringan. 

Ada satu penjelasan beliau yang belum pernah sekalipun saya baca, bahwa cacing bisa menghambat promil. Jadi kami diresepkan satu merk obat cacing agar cacing-cacing dalam tubuh kami mati dan tidak mengganggu kualitas organ reproduksi kami. Kami juga diresepkan Madu Hitam Bima untuk diminum berdua dan harus diminum dengan cara di tahan dibawah lidah selama kurleb 2menit agar bercampur dengan air liur baru kemudian ditelan. Mbah Tohari juga memberitahu di apotek mana kami bisa membeli obat cacing dan madu hitam tersebut. Bahkan harganya pun diberitahukan, madu Rp. 60.000 dan obat cacing @20.000 x 2, jadi totalnya persis Rp.100.000.  Mbah Tohari pun tidak mematok tarif, kita boleh memberi sukarela atau semampu kita. Pesan beliau adalah agar kami jangan membeli TestPack dulu sebelum telat mens 11 hari.

Sepulang dari rumah Mbah Tohari kami langsung menuju apotek yang Mbah Tohari sebutkan dan membeli apa yang beliau resepkan. Sampai di rumah, kami kunyah obat cacing, dan malamnya sebelum tidur kami minum madunya, awalnya pahit, tapi nanti akan terbiasa. Tidak ada keharusan untuk membeli madu lagi jika sudah habis, tapi saya dan suami membeli lagi saat madunya sudah habis.

Tidak sampai habis madu 2 botol, saya sudah telat mens, tapi masih kira-kira 3 hari saja. Saya memutuskan berhenti minum madu dan menunggu sampai 11 hari. Dan di hari ke-11 saya terlambat mens, suami saya memblikan saya TestPack. Kira-kira jam 3 sore saya test, dan muncul dua strip langsung tanpa menunggu. Bahkan ketika masih dicelupkan, sudah muncul dua strip. 

Bahagia luar biasa rasanya. Juga ada sedikit rasa tidak percaya. Perjuangan kami selama 20 bulan akhirnya membuahkan hasil. Ikhtiar kami di ijabah Allah SWT. 10 Desember 2017, bukan akhir perjuangan, melainkan awal perjangan kami menjadi orang tua.

Selamat sayang……

Semoga amanah yaaa…

Bagi Bunda dan Ayah yang masih setia menunggu hadirnya sibuah hati, semoga selalu dikuatkan untuk terus ikhlas berikhtiar. Sedikit orang mungkin menyakiti hati kita dengan ucapannya, tapi percayalah lebih banyak orang yang mendoakan daripada yang menyakiti.

Satu yang menjadi prinsip saya dan suami, saat kita memutuskan untuk menyerah, bisa saja kita sudah sangat dekat dengan keberhasilan. Jadi saat satu cara tidak berhasil, kami coba cara yang lain. Kami percaya Allah tidak akan membiarkan makhluknya kesusahan berlama-lama, dan kami percaya “hasil tidak menghianati usaha”. Kami juga yakin semua yang kami lakukan dan kami konsumsi membawa pengaruh positive bagi kami, baik secara fisik maupun psikis, sebelum akhirnya kami bertemu dengan ikhtiar pembawa jodoh kami.

Demikian bunda, semoga cerita saya bermanfaat bagi bunda semua yang mungkin sedang promil. Saya menerima dengan senang hati bila bunda ingin share tentang promilnya atau bertanya tentang promil saya dan suami supaya bisa saling menguatkan.
Salam owek-owek bundaaa………