Cerita kali ini,
tentang kunjungan pertamaku ke dokter kandungan sebagai ikhtiar promilku
bersama suami. Bagi yang juga sedang promil, kumpul yuuukk
Ok, saya dan suami
menikah 9 April tahun ini, meski belum genap 7 bulan, tapi kami sudah
mendambakan hadirnya calon buah hati. Dari awal kami memang tidak menunda untuk
program hamil. Namun, sampai lewat 6 bulan masa pernikahan, haidku masih normal
dan terus datang tiap bulan, dan ketika itu pula ak pasti mewek. Suami bilang
kami harus sabar, rejeki udah ada yang ngatur. Aku sih sebenernya santai, dan
percaya kalau sudah waktunya diberi, ya pasti diberi. Tapi kadang dalam hati
murung juga, apalagi liat tetangga yang baru nikah langsung isi tanpa nunggu
meski cuma sebulan. Dalam hati rasanya ngiri.
Tiap bulan kami
berharap si merah itu biar ga datang lagi deh, telat aja 9 bulan gitu.
Pengennyaa. Tapi apa daya, tiap tanggal jatuh temponya, pasti simerah dateng
juga. Kalo udah gtu, pupus deh harapan kami bulan itu. Gagal dong berarti
pembuahannya. Yaaaahhh, anda belum beruntung, buat lagi bulan depan. Hehee…
Kami coba lebih pasrah pada Yang Kuasa,
terutama aku, biar ga mewek.
Terus berlanjut sampai
tetangga yang nikahnya belakangan udah ngadain acara empat bulanan
kehamilannya, seneng campur ngiri dalam hati. Tapi tetep yakin, nanti aku juga
bakal merasakan itu. Sabarrrr, rencana Allah lebih indah. Tunggu aja.
Nah, bulan ini, jalan
menuju 7 bulan pernikahan kami, kami putuskan untuk konsultasi ke dokter
kandungan. Kata orang sih kalo belum setahun disarankan pake yang alami aja
dulu. Tanpa bermaksud tergesa-gesa, tapi bermaksud terburu-buru punya momongan,
hehehe… sama aja yaa.. kami konsul ke dokter kandungan supaya kami tau jika ada
penghambat terjadinya pembuahan dalam diri kami masing-masing. Kalo ga ada ya
Alhamdulillah, nah kalo ada, kan biar bisa lebih cepet dideteksi dan ditangani.
Cari-cari dokter
kandungan di Semarang, ketemulah dr. Lilien Eka Chandra yang buka praktek di
Jl. Erlangga. Sengaja hari Minggu aku dan suami cari lokasinya, ternyata tutup
dan praktik dokternya hari Senin dan
Rabu (17.00-21.00) dan hari Sabtu (09.00-12.00). Seninnya aku ijin ga masuk
kerja untuk konsul ke dr.Lilien. Loh kan buka praktiknya jam 5 sore, masak ga
masuk kerja segala. Hadeehh, jam kerjaku kan luar biasa, dari jm 11.00-20.00,
jadi aku milih ijin aja sekalian. Suami bilang bakal minta ijin pulang lebih
awal, biar bisa berankat jm 4 sore. Yup. Setelah suami slese makan dan mandi,
kami cuzz brangkat ke lokasi tujuan. Bissmillah, menerjang lalu lintas sore
yang padat di Semarang, Alhamdulillah ga kena macet. Kira-kira jm 5 lebih 5
menit kami sampai di kliniknya. Setelah mendaftar, mbaknya bilang kami dpet
nomor antrean 9, saat itu xg di dalam nomor antrean 5. Syukurlah ga bgitu
banyak antrenya.
Setelah menunggu kira-kira 35 menit, akhirnya namaku dipanggil
untuk ke ruang dokter. Cuma ditanya udah nikah brapa lama, dan siklus haidnya
gmna, dr.Lilien langsung mempersilahkan aku untuk menuju matras pemeriksaan.
Duh, aku kayak orang telmi pas disuruh buka celana semuanya. Hahahaa… Kan ak
posisi lagi mens hari kedua. Deng dong. Pasti risih dong yaaaa,,, Tapi gapapa,
demi calon buah hati dan demi tahu kondisiku seperti apa. Apa aja treatmentnya
aku siap.
Setelah diminta tduran
kayak ibu-ibu hamil mau ngelahirin, dr.Lilien pake alat yang untuk membuka area
vagina biar mulut rahimnya bisa kelihatan. Namanya kolposkopi (ak tau dari nota
pembayarannya, hihihi…) Alat itu ada kameranya, jadi ak dan suami pun bisa
ikutan liat lewat layar besar yang ada di dinding. ihwawww…
Setelah mulut rahimnya
kelihatan, lalu dioleskan semacam cairan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.
Dan ternyata di mulut rahimku memang ada sedikit infeksi dan keputihan. Ok,
proses itu selesai.
Lanjut ke proses
selanjutnya, USG 2d. Dr.Lilien kemudian menggunakan alat yang menyerupai
tongkat pendek gitu. Itu ternyata untuk USG Transvaginal. Beda dari USG yang
biasanya, yang ini alatnya dimasukkan kedalam vagina. Dari situ kelihatan
bentuk rahimku Alhamdulillah normal, bersih dari kista, miom juga negative.
Lega dengernya.
Sesi periksa sudah
selesai. Setelah rapi, aku kembali ke meja dokter. Kata dokter, infeksi dan
keputihannya dulu diobati, baru kemudian nanti tes lanjutan untuk tuba valopi
dan segala macem. Jadi hari itu bawa pulang antibiotic, suplemen asam folat,
dan obat untuk keputihan yang bentuknya kyak peluru dan cara pakenya dimasukin
ke vagina, aku lupa namanya.
Selesailah periksa
pertamaku dengan dr.Lilien Eka Chandra, semoga ini awal yang baik untuk rumah
aku dan suami, juga untuk keluarga besar kami yang telah menunggu-nunggu
anggota keluarga baru dalam bentuk bayi mungil :-*
Aamiin Ya Allah,
Nah, itu tadi
serangkaian ceritaku mengunjungi dokter kandungan pertama kalinya. Well, sejauh
ini aku menikmati proses ikhtiarku bersama suami untuk bisa segera menggendong
buah hati pernikahan kami. Seperti yang aku bilang sebelumnya, apapun
treatmentnya aku siap. Bissmillah aja,
Dan beruntungnya aku
punya suami yang super duper pengertian dan sangat mendukung apapun cara yang
aku sarankan supaya promil kami segera berhasil, dan selalu menenangkan aku
(yang nangis bombay) setiap si merah datang. Juga yang selalu bilang “iya”
untuk keluar anggaran sebanyak apapun demi promil. Big Thanks for my Mr. Big Boss.
Loving u is amazing. To to toooo :-*
Jadwal ketemu dokter
lagi kira-kira dua minggu lagi, tunggu ceritanya yaaa :-D
Semangat Promil Bunda
Bunda sekalian,, kita bisa. Chayooo J